Hay kawan , pada postingan ini saya akan berbagi sedikit cerita perjalanan mudik menggunakan bus. Langsung saja ...
Saya ada niatan untuk pulang kampung pada lebaran kemaren sudah dari lama , sebenarnya siih , banyak alasan seperti ijazah MTS yang masih belum sempat diambil karena saya sudah meninggalkan kampung sejak baru selesai UN , jadi yaa belum sempat sidik jari buat ijazah , dan beberapa alasan lain.
Seperti biasa saya selalu memesan tiket perjalanan sudah dari jauh-jauh hari , Alasanya karena saya selalu ingin mendapat hotseat alias bangku depan , hehe . sekitar dua minggu sebelum hari keberangkatan saya menuju terminal poris plawad untuk memesan tiket perjalanan. Pada perjalanan kali ini saya memutuskan untuk melakukan perjalan mudik menggunakan salah satu bus kebanggaan urang minang yaitu NPM. Sesaat baru sampai di terminl poris, saya parkir di depan tempat penjualan tiket bagian bus lintas sumatra , langsung saja dua orang agen langganan langsung mendekati saya . "Bilo kapulang , oto kosong aa" kata yang dilontarkan agen bus Gumarang jaya . "kama tujuan , naiak NPM ?" ujar salah seorang yang menggenakan seragam PT NPM. Seseorang yang berseragam PT NPM itu memang terlihat asing bagi saya , karena biasanya saya memesan tiket dengan Mak Maman. Langsung saja saya bertanya "Maman ma nyo da?" "Inyo sadang mamasak baru diak " . setelah itu langsung saya menuju loket NPM. Setelah memesan tiket dan membayar dp sebesar 200.000 rupiah , saya sedikit banyak ngobrol bersama uda tersebut , akhirnya baru saya tahu kalau uda Ison tersebut merupakan agen perintis PT NPM di terminal poris , tetapi dia sudah lama pindah ke terminal kalideres.
Sesuai dengan keberangkatan di tiket , pada hari Minggu tanggal 3-Juli-2016 ,tepat jam 9 pagi saya sudah menuju terminal poris , karna menurut berita yang saya lihat di grup facebook "NPMmania" , pada hari sebelumnya armada npm sudah ada yang standby di terminal poris jadi tidak sepeti biasa yang menunggu armada dari terminal rawamangun Jakarta. Setelah sampai di terminal poris saya langsung menuju loket untuk melunasi tiket , kedua agen PT NPM tersebut terlihat sibuk mengurusi tiket penumpang. Maklum seperti yang kita tahu agen NPM din poris memegang 2 loket , satunya bus orang lampung Ranau Indah. Jujur saja saya agak heran melihat kedua agen tersebut meminta total ongkos 650.000 rupiah , untuk perjalanan dengan bus ac toilet. Tapi yang saya tahu tarif resmi Tangerang menuju sumatra barat pada hari keberangkatan tersebut hanya 625.000 rupiah. Saya hanya diam dan dalam pikiran saya "mungkin mereka berdua lagi nyari THR". Saat giliran saya melunasi tiket saya bertanya "anam duo limo ndak da ?" "io" kata uda Ison , saya melihat raut wajah yang sedikit kesal. Keluarga yang mengantar saya pun beribaca dengan uda tersebut "Iko anak bismania nan pulang mah , kok ado nan galia sampai ka ateh bakaruik karuiknyo beko" uda ison hanya membalas dengan tertawa.
Cukup lama menunggu bus yang datang , saya pun bertanya pada Mak Maman "Oto sia barangkek kini mak?" , "Oto pak Bulle karek'an" ujar Mak Maman. Langsung saja hal yang muncul dipikiran saya , naik armada yang langka nih , tapi jujur saya sih penasaran dengan interior bus NPM bulle depok tersebut .
Sekitar jam 12 siang , Busnya pun datang. Saya sudah tidak sabar menaiki bus tersebut , saat pintu dibuka langsung saja saya menaiki bus dan melihat interior bus tersebut, menurut saya sih interiornya masih sangat bagus , kayak di mod haulin gitu hehe. "Jo NPM bulle depok wak pulang mah" papar saya. Copilotnya pun hanya membalas den tersenyum dan tertawa. Tak lama saya duduk , sembari para penumpang lain sibuk mengurusi barang bawaanya di bagasi. Hujan deras pun turun. "Managih rantau wak tinggaan aa" celetuk salah satu penumpang. Tak lama kemudian sang pawang bus tersebut pun datang, naik dan meyalakan musik DVD Harry parintang ft Etikah eldewis album alek palarai cinto. kemudian stokar pun naik ke atas bus dan sedikit memperbaiki posisi parkir , saya memperhatkan dengan seksama saat tuas rem tangan didorong kedepan "ceeshhh" dan perseneling dioper ke gigi mundur , tuas gas diinjak perlahan sembari melepaskan tuas kopling. Jujur menurut saya itu keren banget, karna saya juga ingin sesekali berada di ruang kemudi bus dan mengendarainya. Setelah beberapa lama kedua agen bus masuk kedalam bus untuk mengabsen penumpang , jujur saja suasananya sangan semrawut para penumpang rebutan tempat duduk, mengklaim kalau bangku tersebut sesuai dengan tiketnya masing-masing. Pak Bulle sebagai pawang bus tersebut sangat kecewa dengan keteledoran kedua agen tersebut , dan pak Bulle pun mejadi marah saat mengetahui bahwasanya agen menjual tiket dengan harga 650.000. "Kalian bamasalah sampai kaateh ko mah" ujar pak Bulle kepada kedua agen tersebut. Akhirnya uang penumpang yang dibayarkan 650.000 rupiah pertiket pun dikembalikan masing-masing 25.000 rupiah.
Setelah semua urusan penumpang selesai, bus pun diberangkatkan. Cukup banyak bus tujuan Sumatra barat yang berangkat dari terminal poris pada hari tersebut. Diantaranya; Lampung jaya nomor pintu 42, Gumarang jaya nomor pintu 6 (membawa rombongan),Transport exspres, dan Family raya ceria.
Sekitar jam 12.30 bus berangkat meninggalkan termnal poris. Saya sudah tidak sabar melihat para mania(k) mengacungkan jempolnya sambil berlarian meminta klakson dari supir bus. Pada hari tersebut hanya ada beberapa anak, mungkin dikarenakan cuaca yang masih mendung selepas hujan deras. "Pompom pompom" bang Jambrud sebagai copilot pun menyapa anak-anak tersebut. "Sia nan ba klakson tu?" tanya salah satu penumpang kepada bang Jambrud. "Fans awak mah" balas bang Jambrud.
Selang berapa lama bus berjalan, pengalaman tidak nyaman pun saya alami. Air hujan yang tergenang di atap bus mulai masuk melalui celah-celah lubang ac. Lumayan kecewa, itu yang saya rasakan. Karna niat ingin duduk paling depan berujung ditetesi air hujan, dan kebetulan hanya ac di atas kepala saya saja yang bocor. Saya melihat ke arah pak Bulle dan kemudian bertanya "Ko baa caronyo pak?". Kemudian pak Bulle mengambil kain di dasboard dang mengelap air yang menetes dari ac di atas kepala saya. Air masih menetes saat bus sudah berada di jalan tol.
Saat di tol tidak banyak pengalaman yang bisa diceritakan. Pak bulle hanya mennyetel film "Comedy modern". Seperti yang kita film tersebut bergenre dewasa. Para penumpang wanita pun hanya geleng-geleng kepala menyaksikan adegan dalam film tersebut, namun lain halnya bagi penumpang pria yang tertawa masam selama menyaksikan film tersebut.
Sekitar jam 13.40 bus sampai di rumah makan rajawali. Halaman parkir RM tersebut penuh, jadi bus yang saya tumpangi hanya parkir sejajar dengan jalan. Saya hanya ke toilet untuk sekedar buang air kecil dan membasuh muka. Saya tidak makan karna sudah berniat untuk berpuasa disepanjang perjalanan, Dan juga tidak membawa bekal apa-apa untuk berbuka puasa. Dipikiran saya ya lihat gimana keadaan nanti saja.
Tidak lama beristirahat bus pun kembali melanjukan pejalanan. Harapan saya sih bus bisa sampai ke pulau sumatra sebelum waktu buka puasa. Sesampainya di dermaga saya hanya terdiam melihat antrian ratusan bahkan ribuan kendaraan yang akan menyebrang ke pulau sumatra. cukup lama, sekitar 3 jam bus mengantri di pelabuhan. Akhirnya tepat pada jam 17.00 bus memasuki kapal.
Saat diatas kapal pertama kali hyang saya cari adalah toliet, Kemudian saya menunaikan sholat ashar. Setelah sholat, saya langsung mencari ruangan eksekutif. Menurut saya kapalnya cukup bagus, ukuranya cukup besar, dan fasiliasnya juga lengkap. Untuk ruangan ac ekonomi para penumpang tidak dikenakan biaya. lain halnya dengan penumpang diruangan eksekutif yang dikenakan biaya 20.000 rupiah perbangku. Satu kebiasaan penumpang yang tidak saya sukai saat diaatas kapal adalah merebahkan badan diatas bangku, entah itu hanya sekedar tiduran atau benar benar terdidur tapi yang jelas itu sangat mengganggu penumpang lain. Cukup lama mencari tempat duduk, Akhirnya saya menemukan satu seat yang satu bangkunya masih kosong. "Ada orang gak bang?" tanya saya kepada seorang aabang-abang yang duduk bersama anakanya. "Kosong dek" jawab abang tersebut. saya duduk dan tak lama kemudian istrinya datang membawa makanan. Kemudian saya bertanya "Tujuan mana bang?", "Palembang dek" jawab mereka. Tak lama kemudian mereka menawari saya makan, lalu saya menjawab "puasa bang". "Udah waktnya buka dek" balas abang tersebut. Kemudian saya hanya membeli minuman larutan untuk segera berbuka puasa. Setelah kembali duduk kembali, keluarga tersebut kembali menawarkan makan, akan tetapi saya hanya mengambil satu buah jeruk.
Selepas makan buah jeruk, timbul keinginan untuk ngopi sambil ngerokok. Saya langsung memesan kopi kemudian beranjak ke luar ruangan untuk merokok. Setelah menghabiskan beberapa Batang rokok dan segelas kopi, saya mulai bosan dan ingin kembali ke dalam ruangan. Tapi sayang semua bangku sudah penuh, dengan sedikit rasa kecewapun saya kembali ke luar. Diluar tidak banyak kegiatan yang saya lakukan, hanya sekedar bercengkrama dengan beberapa penumpang lain. Selama diatas kapal saya hanya menikmati angin laut sambil sesekali menghisap batang demi batang rokok. Saat hendak merapar ke pelabuhan bakauheni kapal beberapa kali berhenti untuk menunggu antrian. Cukup lama sih, kira-kira tiga jam.
Kapal pun merapat ke pelabuhan bakauheni. Saya pun kembali ke bus, cukup lam bus menunggu antrian untuk keluar kapal. Setelah keluar kapal, Hembusan angin Sumatra pun mulai terasa. Disini juga terjadi moment yang sangat saya suka yaitu kejar-kejaran dengan bus dari PO lain yaitu sinar dempo. Kemudian Saya pun mulai memejamkan mata untuk beristirahat.
Saya pun terbangun saat bus berhenti, ya kali ini bus sudah sampai di rumah makan wisata minang Kalianda saat itu sekitar pukul 21.00. Saya pun bergegas keluar dan langsung menuju ke toilet. Setelah itu saya duduk dan segera memesan makan dan segelas kopi panas. Perut lapar sedari tadipun sudah tidak sabar menerima makanan. Saya hanya memilih lauk satu potong gulai ayam, dan sedikit sambel ijo. Sungguh nikmat makan pada malam itu.
Disana saya bertemu dengan bus lain dari PT NPM dengan arah berlawanan yaitu menuju Jakarta. "Simanis" ya kurang lebih itu julukanya, sobat npmania pasti tau lah. Setelah makan saya pun duduk-duduk diluar ruangan dan dua armanda bus PT NPM yang satu trip dengan saya pun datang yaitu "litle star" dan "jumbo kharisma. Dan saya juga melihat penampakan salah satu supir yang terkenal di kalangan npmania yaitu bang Herry. Entah dia ngetrip degan bus mana saya tidak tahu pasti, niat hendak menegur dan sedikit bercengkrama tidak bisa terleksana karena beliau tampak sibuk. Mungkin sobat yang penasaran dengan sosok beliau bisa melihat di akun facebooknya bang Herry. tak selang lama saya melihat armada lain dari PT NPM senuju Sumatra barat yaitu "Indonesia satu" sekaligus jagoan saya di PT NPM. Tetapi bus tersbut tidak singgah di RM wisata minang Kalianda.
Bus pun kembali melanjutkan perjalanan. Mata saya sudah terasa berat jadi saya mencoba untuk tidur dan sesekali terbangun karna goncangan bus diakibatkan jalanan yang tidak rata. Saat tiba di terminal induk Rajabasa Bandar Lampung pun saya terbangun. dan kemudian kembali mencoba untuk tidur.
Saya kembali terbangun sekitar pukul 3.00 dinihari. Kali ini bus sudah sampai di rumah makan wisata minang Way kanan. seperti biasa saya langsung ke toilet untuk beberapa keperluan. Namun kali ini saya hanya makan dikantin rumah makan saja. Maklum kalo lagi dingin emang paling enak makan mie instan dan segelas kopi. Disisni saya kembali berjumpa dengan "indonesia satu" yang tadi tidak berhenti di rm sebelumnya. Namun sayang tidak lama kemudian bus tersebut kembali berangkat. Saya hanya sempat mengambil beberapa gambar bus tersebut.
Bus kembali berangkat , dan sekitar jam 5.00 bus kembli berhenti di depan masjid, saya tidak ingat pasti apa nama masjid tersebut dan di daerah mana. Maksud bus berhenti adalah untuk memberi kesempatan bagi para penumpang menunaikan ibadah sholat shubuh. Dan tak lama kemudian perjalanan pun dilanjutkan.
Saya sudah cukup puas terdtidur, jadi pada pagi itu saya hanya menikmati pemandangan alam dan segarnya angin Sumatra sepanjang perjalanan. Sekitar pukul 6.30 bus sudah sampai di kabupaten Lahat tepatnya di jalanan naik turun perbukitan, yang pinggir jalanya jurang semua. Sobat yang sering melakukan perjalanan dengan bus NPM atau melalui jalan lintas tengah pasti tau lah jalanan ini. Sumpah jalanannya bikin deg degan, bagaimana tidak jalananan yang berada dilereng perbukitan itu terdiri dari banyak sekali tikungan tajam yang kita tidak tahu ada apa didepan tikungan tersebut. Ada satu insiden dimana saya tidak bisa melupakanya yaitu saat bus hendak menurun dan di depan ada tikungan ke arah kiri tiba tiba dibalik kabut terlihat satu rumpun bambu di sebelah kiri condong ke arah jalan. Lantas saja sang copilot bang Jambrud banting stir ke arah kanan, dan disaat bersamaan ada 3 unit mobil avanza sedang menanjak dengan cukup kencang dari arah berlawanan. Untung saja tidak terjadi apa apa. Para penumpang pun hanya bisa ber istigfar. Disini juga bus berselisih dengan armada lain yang menuju pulau Jawa. Diantaranya "no coment", "crystal" "balerong bunta" dan satu armada jumbo lupa julukanya. Disini saya juga melihat satu armada PT ALS yang sedang parkir di pinggir jalan dikarenakan ada kerusakan.
Selanjutnya sekitar pukul 8.30 saatnya melewati pemukiman warga masih di kabupaten Lahat. Seperti yang kita tahu setiap hari Senin disini ada pasar di pinggir jalan. Yah kita tidak bisa berbuat apa-apa selain mengantri. Tidak seperti bus bus jawa yang bisa buka jalur, keadaan di jalur lintas Sumatara tidak memungkinkan. Yang namanya kita numpang lewat di kampung orang ya harus sopan dan menghargai masyarakat sekitar.
Selanjutnya disepanjang perjalanan saya hanya menikmati pemandangan alam dan beberapa kali melihat pemandangan kendaraan yang terbalik masuk jurang, ada juga yang menghantam pemukiman warga. Begitu seterusnya pemandangan berupa perkebunan sawit, singkong, karet dan lain-lain.
Pemberhentian selanjutnya masih di bkabupaten Lahat yaitu rumah makan sumbar jaya, sekitar pukul 10.00 . Saya hanya ke toilet sekedar untuk buang air kecil kemudian membasuh muka. Disaat keluar penjaga kantin menawarkan kopi saya hanya membalas "aden puaso ko mah". Kemudian datang satu armada jumbo menyusul. "kapitiang batu" julukanya. di rumah makan ini juga banyak berhenti armada bantuan dari bus pariwisata, salah satunya PO sumber jaya sebagai armada bantuan PO CSH dan masih banyak lagi.
Perjalanan kembali dilanjutakan. Kali ini saya pindah duduk ke bangku cc disamping supir. Bangku saya di seat nomor satu saya pinjamkan ke uni uni yang dari kemaren hanya duduk dibangku cc. "Uni lalok sabanta dih" pinta uni tersebut. Saya pun membalas "Lalok lah ni, tapi sampai rm budi setia nyo lah" kasihan juga sih melihat uni yang bernama Rani tersebut. say juga memanfaatkan kesempatan ini untuk berbagi ilmu dengan sang pilot yaitu pak Bulle. Banyak hal yang saya perbincangkan dengan beliau. Sampai suatu ketika saat hendak lapor ke TPR sang kondektur terdiur. 'Tolong ambiak piti limo ribu situ kamanakan" pinta pak Bulle, saya pun kemudian mengambil uang dan membayarkan uang tersebut kepada petugas dinas perhubungan yang sedang bersiaga. "pacik lah lu kamanakan, beko perai makan tu mah" ujar pak Bulle. Sayapun semakin akrab dengan beliau, banyak kegitan kondektur yang saya gantikan, diantaranya menyetel dan mengganti DVD.
Tak selang lama kemudian dari kejauhan tampak "jumbo kharisma" kami pun beriringan cukup lama hingga akhirnya. Bus saya menyalip jumbo tersebut saat mereka sedang menaikkan sewa. Tak lama kemudian kami melihat satu armada dari PO transport express sedang megalami kerusakan. Pak bulle pun berhenti sejenak untuk memberi bantuan, mungkin mereka saling kenal. Tapi ternyata mereka hanya mengalami ban bocor. Lalu kami kembali melanjutkan perjalanan. Tak lama kemudian saat sudah mendekati Lubuk Linggau buspun mengsi bahan bakar di SPBU langganan PT NPM. Mungkin sobat semua tau, disini juga banyak yang berjualan. Kemudian pejalanan pun kembali dilanjutkan. Disini bus kami juga berselisih dengan satu lagi armada PT NPM dari arah berlawanan yaitu "Selection" batangannya om Jimmy. Kedua pengemudi pun saling menyapa.
Sekitar pukul 14.00 bus pun sudah sampai di pemberhentian berikutnya yaitu rumah makan budi setia Lubuk linggau. Pak bulle pun bertanya "puaso nakan?", "io pak" balas saya.kemudian saya menuju toilet. Setelah itu saya meuju kantin untuk mencari bekal buka puasa nanti. Saya hanya membeli satu bungkus biskuit keju dan dua botol air mineral. Saya menyempatkan ngobrol bersama penumpang tujuan Payakumbuh lainya. Saya sudah tau kalo saya bakal pindah bus saat di terminal bareh solok nanti malam. Dikarenakan bus yang saya tumpangi merupakan bus degan tujuan akhir Padang. Disini saya juga melihat satu unit armada PO transport ekspress, saya cukup heran karena disini bukanlah rumah makan langganan bus tersebut. Ternyata mereka hanya sekedar menumpang parkir untuk memperbaiki kerusakan mesin.
Perjalanan pun kembali dilanjutkan, sekarang giliran copilot bang Jambrud mengemudikan bus. Saya pun kembali ke seat saya sebelumnya. Sayapun kembali menikmati perjalanan sambil sesekali tertidur. Waktu berbuka pun sudah dekat. sekitar pukul 18.20 kami memutuskan untuk berbuka puasa diatas bus. Bang Jambrud pun bertanya "Ka baranti babuko wak dulu, atau sekalian ajo di UMEGA beko?" jawaban penumpangpun beragam ada yang setuju dan ada pula yang tidak setuju.
Akhirnya kamipun berhenti di salah satu rumah makan kecil disekitar Muaro bungo. Rumah makan kecil sii, biasanya untuk perhentian supir truk. Tapi dalam keadaan terdesak apa mau buat, selain berhenti. Sewaktu hendak makan saya memesan, dan kebetulan saja nasinya baru mau ditanak. Nasinya sudah habis karena sebelum kami sudah ada satu bus yang berhenti disana untuk berbuka puasa. Akhirnya saya mengurungkan niat untuk makan, saya hanya merokok dan bercerita dengan penumpang lain.
Perjalanan lanjut, dan saat memasuki terminal Muaro bungo saya melihat beberapa parewa bisser sedang hunting. Dalam selang waktu 1 jam bus kami berselsih dengan dua armada bus PT NPM yang menuju pulau Jawa yaitu "khazananh:" dan "jumbo matrix jaguar". Sudah pasti pengemudinya saling menyapa. Sebelum sampai di UMEGA bus kami un sudah bertemu dengan pemain lintas timur. Hal uyang sangat melekat di ingatan saya ketika kejar kejaran dengan dengan armada ANS dengan julukan "Doeta budaya" takl butuh waktu lama bagi bang Jambrud untuk menyalip bus tersebut.
Pemberhentian selanjutnya rumah makan terakhrir dari arah Jawa sekaligus rumah makan pertama menuju ke Jawa. Saat hendak masuk ternyata parkiran penuh, banyak bus yang beristirshat sejenak seperti NPM , Gumarang jaya, Family raya, SAN, dan masih banyak lainya. seperti biasa saya menuju toilet lalu kemudian menuju ruang makan. Setelah makan saya beranjak keluar ruangan untuk mendengarkan dendang saluang dari pengamen di depan rumah makan UMEGA, sabana mantap. Saya juga sudah mulai berpikir kalau saya akan transit di terminal bareh solok nanti. Dipikiranya saya, saya akan pindah ke "indonesia satu" karena bus tersebut merupakan pemain Bukittinggi. Cukup lama perjalanan pun dilanjutkan. Selanjutnya bus mengisi bahan bakar di SPBU tidak jauh dari rumah makan UMEGA.
Tepat pukul 2.00 dinihari bus sudah sampai di terminal bareh solok. Tapi saya cukup kecewa karena tidak melihat "indonesia satu", bahkan tidak ada satupun armada NPM yang menunggu disana. Berarti saya akan menunggu bus dibelakang. Di sini saya hanya melihat empat armada bus Gumarang jaya, dua armada ANS, dan juga 1 armada Family raya. Sambil menggu bus dibelakang saya kembali bercengkrama dengan pak Bulle. Tak selang lama "jumbo kapitiang batu" pun datang. Dan ternyata bus tersebutlah yang akan mengantarkan penumpang tujuan Padang panjang, Bukittinggi, dan Payakumbuh. saya langsung naik, kemudian bus pun segera berangkat.
Saya tertidur pulas disepanjang perjalanan. Saya hanya terbangun ketika bus sudah sampai di loket Jambua aia, Bukittinggi. Benar bsaja saya meliahat "indonesia satu" sudah beristirahat disana. perjalanan dilanjutkan, Saat sudah di Garegeh (sekitar pool Gumarang jaya) bus beriringan dengan Lampung jaya, saya belum tau nomor pintu berapa. cukup lama beriringan disekitar pasar Baso tiba-tiba bus tersebut menyalakan lampu hazard. Keran banget variasi lampu LED di kap mesin bus tersebut berkedip dengan kencang, kaya l;ampu flip flop gitu. Sekitar lima belas menit kemudian bus tersebut masih saja belum berjalanan, saya yang penasaran pun Keluar untuk melihat apa yang terjadi. Ternya didepan sudah membentar antrian kendaraan, dikarenakan insiden kebakarang showroom mobil. Sayapun mengambil beberapa gambar bus Lampung jaya 26 tersebut.
Sekitar 2 jam kemudian perjalanan baru bisa dilanjutkan, hari sudah mulai terang. Sudah tidak sabar ingin melihat kampung tercinta. Saya sedikit bercengkrama dengan penegemudi bus yang tidak saya kenal tersebut. Di sekitar Ngalau Payakumbuh saya melihat bus Lampung jaya nomor pintu 42 sedang mandi. Yang pada dua hari sebelumnya berangkat bersamaan dengan saya.
Akhirnya sampailah di Payakumbuh kampung tercinta sekitar pukul 7.00 pagi. Alhamdulillah selamat dan saya mengucapkan TERIMA KASIH yang sebesar besarnya kepada PT NPM , terutama kru yang bertugas. Sungguh pengalaman yang tidak bisa dilupakan.
Rabu, 27 September 2017
Perjalanan mudik dengan bus NPM
TERIMA KASIH
Langganan:
Posting Komentar (Atom)
0 komentar:
Posting Komentar